Hampa

Hampa
Ketika
segelas kopi telah habis kurenggut kenikmatannya;
Apakah kau lenyap dalam pelukan purnama?
Apakah kau lenyap dalam pelukan purnama?
Ketika
segelas kopi kupesan kembali;
Apakah kau terdapat dalam segelas kopi yang baru?
Apakah kau terdapat dalam segelas kopi yang baru?
Mereka
terus sibuk menggapai mimpi diluar sana
Lalu aku? Aku terlalu sibuk melucuti rindu
Lalu aku? Aku terlalu sibuk melucuti rindu
Rindu yang terlalu meramu
Rindu yang menderap bisu dalam dentingan sang waktu
Membelai bayang langkahmu disisi khayalku
Dan,
aku bertanya
Kopi ini milik siapa? Rindu ini milik siapa?
Kopi ini milik siapa? Rindu ini milik siapa?
Perasaan
ini jemu
Aku pun lelah untuk bertahan dalam harapan semu
Haruskah aku bertahan?
Rasa ini terlalu menyakitkan untukku pendam
Aku pun lelah untuk bertahan dalam harapan semu
Haruskah aku bertahan?
Rasa ini terlalu menyakitkan untukku pendam
Entah
mana yang lebih baik
Bertahan mencintainya walau raga ini sakit,
Atau pergi meninggalkan dan melupakannya dengan sejuta kehampaan
Kehampaan yang sangat mendalam
Bertahan mencintainya walau raga ini sakit,
Atau pergi meninggalkan dan melupakannya dengan sejuta kehampaan
Kehampaan yang sangat mendalam
Hati
ini terus bertanya;
Apakah dia akan mengejarku?
Apakah dia akan kembali untuk ku?
Apakah dia akan mengejarku?
Apakah dia akan kembali untuk ku?
Namun,
pikiranku pun berkata;
Hanya dia dan Tuhan yang tahu apa jawabannya
Tapi setidaknya, ia pernah jadi milik ku…
Ae dil hai mushkil...
Hanya dia dan Tuhan yang tahu apa jawabannya
Tapi setidaknya, ia pernah jadi milik ku…
Ae dil hai mushkil...
Tidak ada komentar: